Beberapa
tahun lalu..
Entah kenapa
malam itu gua susah banget buat tidur. Sengaja gua paksa kelopak mata buat
mengejap tapi selalu ada hal yang membuat mata ini tetap terjaga. Perasaan gua
tidak enak. Akhirnya karna ga tidur semaleman gua berangkat sekolah dengan
kantung mata yang lebam seperti habis di gebukin hansip 7 komplek.
Gua berangkat
sekolah menggunakan sepeda motor, karna jarak sekolah gua yang cukup jauh. Rumah
gua di daerah Jonggol, sedangkan gua sekolah di sebuah SMK swasta di daerah
Kramat Jati. Gua harus berangkat paling telat jam setengah 5 pagi dari rumah
menuju sekolah. Kebayangkan rasa ngantuknya kayak apa?
Allhamdulillah
gua sampai di sekolah dengan selamat, tanpa lecet sedikit pun walau mata udah
ga kuat buat melek. Di sekolah dengan keadaan ngantuk setengah mampus ini agak
sulit bertingkah normal, gua ga tau lagi membedakan yang mana guru yang mana
teman sampai-sampai gua salah negor, susah membedakan yang mana pensil yang
mana pulpen, bahkan pas jam pelajaran sedang berlangsung gua coba buat nulis di
buku tulis materi pelajaran yang di tulis sama guru gua di papan. Saking ngantuknya
gua malah nyoret-nyoret lantai. Ekstrim.
“lu kenapa
bhot?’’ tanya teman sebangku gua, Agus.
“semaleman
gua ga bisa tidur gus, ngantuk parah..”
“ya gua tau
gua ngangenin, tapi lu ga usah gitu juga lah..”
“kamprettt..!”
-_-
Ya hasilnya
gua di sekolah hanya bisa menahan ngantuk dan beberapa kali sempat tertidur
kalau guru gua meleng sedikit.
Bell tanda
pulang sekolah berbunyi teman-teman menyambut dengan sukacita, tapi tidak buat
gua. Ya, karena jarak rumah gua cukup jauh gua berpikir gimana caranya dengan
keadaan kayak gini gua bisa pulang dengan selamat?!
Mengendarai sepeda
motor dengan pelan mungkin itu solusinya, tapi apa daya karna rasa ngantuk yang
terlalu berat ini membuat gua susah berkonsentrasi mengendarai sepeda motor. Apalagi
jalan yang gua lalui sangat sepi dan lengang.
Tak terlihat
sama gua seorang pengendara mobil berhenti tepat di depan gua secara mendadak,
gua kaget setengah mati. Tak sempat buat berhenti gua berusaha buat menghindari
mobil itu dengan mengarahkan stang ke kanan, namun terlambat jarak mobil
terlalu dekat. Sepeda motor gua menabrak bagian belakang mobil dan terpental ke
jalur kanan jalan, sedangkan gua terseret terbawa sepeda motor yang menimpa
badan gua.
Antara tidak
menyadarkan diri gua melihat mobil yang gua tabrak sepertinya tidak menyadari
kalau mobilnya tertabrak sama gua, dan pergi begitu saja. Gua coba buat
menolong diri gua sendiri dengan mendorong sepeda motor di atas badan gua, karena
kondisi jalan di sana teramat sepi.
Ketika gua
lagi bersusah payah buat mendorong sepeda motor di atas badan gua, terlihat
sebuah Truck besar di ujung jalan dan berjalan semakin mendekat ke arah gua. “waduh
gawat!!” teriak gua dalam hati. Gua panik karena posisi gua terbaring tepat di
tengah jalan yang akan di lalui Truck itu. Truck itu berjalan sangat cepat, dan
semakin bertambah dekat ke arah gua. Gua pun mencoba lebih kuat berusaha
mendorong sepeda motor yang menimpa badan gua dan berusaha untuk bangun. Truck
semakin dekat dan bertambah dekat.
Gua teriak
meminta tolong dan berharap ada warga sekitar yang mendengar jeritan itu, Supir
Truck itu seperti tak melihat keberadaan gua di depannya malah semakin menambah
kecepatannya. Jarak Truck sudah sangat dekat dan badan gua masih terhimpit sama
sepeda motor yang menimpa gua. Gua pasrah. Detik ke detik semakin dekat
jaraknya, tak terbayang jadi kayak apa gua kalau terlindas, gua memejamkan mata
sambil berteriak “Allahu Akbaar!!”
Tiba-tiba
badan gua terasa ringan dan dada gua tidak terasa sesak saat bernafas, gua buka
mata dan terlihat sedikit berbayang sosok tangan merangkul dan menarik gua ke
pinggir jalan. Seketika itu “Wuuusshhhh!!” Truck besar itu lewat dengan sangat
cepat di hadapan gua. “fiuuh gua selamat “ -_-
Gua terheran
siapa yang sudah menolong gua dengan beraninya, ternyata sesosok pria paruh
baya yang wajahnya seperti familiar di mata gua. Dia dengan beraninya
mengangkat motor gua dan menarik badan gua ke tepi jalan dengan cepat sehingga
gua selamat.
“Kamu gak
apa-apa ?” tanya bapak itu.
“ii.. iya.” pak
nafas gua tersenggal dan masih sangat shock.
Lalu dia
memeriksa badan gua yang terduduk di pinggir jalan apakah gua terluka atau
tidak. Gua sempat memperhatikan seluruh tubuhnya, dari ujung rambut sampai
ujung kakinya. Nampaknya gua sangat mengenali ciri-ciri tersebut sepertinya
gua sering melihat orang ini, tinggi
badan yang sama dengan gua, alisnya, bibirnya, hidung dan matanya sangat2
familiar di mata gua, yang membuatnya beda hanya potongan rambutnya yang
sedikit beruban. Gua seperti becermin. Namun Ketika gua bertanya tentang
namanya, bapak itu tak menjawab.
Lalu gua
lihat lagi dirinya dengan sangat2 seksama apa gua benar2 mengenali orang ini. gua
terkejut ketika melihat ada tahi lalat dua buah di lehernya, dan satu lagi
tepat di bawah telinga kirinya. Sama persis dengan tahi lalat punya gue. Jantung
gua berdegup sangat kencang, darah gua berdesir dengan derasnya. Seperti ada kontak
batin antara gua dengan bapak ini. Seperti becermin namun bayangan gua di dalam
cermin nampak lebih tua.
Selesai memeriksa
keadaan gua, dia menyuruh gua untuk berdiri dan coba berjalan. Alhamdulillah gua
bisa berdiri, namun rasa heran di otak gua ini membuat gua ga berhenti
menatapnya. Dan dia pun menyuruh Gua coba buat melangkahkan kaki dan mengambil
sepeda motor gua yang masih tergeletak di tengah jalan. Gua coba jalan perlahan
ke arah sepeda motor, dan mengangkatnya. Ketika gua kembali berpaling kearahnya
di pinggir jalan. Sosoknya menghilang. Entah kemana.
Gua terkejut,
sambil bertanya-tanya.
Siapa dia? Apakah
dia itu gua yang datang untuk menolong gua sendiri? Wallahuallam.